Minggu, 18 Februari 2018

Hotel Aek Jordan

Hotel Aek Jordan




Hotel Aek Jordan terletak di jl. Motung Sibisa hanya 15- 20 menit dari kota Parapat, jarak tempuh dari pelabuhan ferry Ajibata sekitar 10 menit.  Kondisi jalan belum di aspal tapi jangan khawatir, jalan sangat bagus

Hotel Aek Jordan dibangun pada dinding tebing, pada malam hari cuaca dingin dan di kamar terasa hangat. 

Bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana alam yang masih asri , murni, jauh dari kebisingan dan polusi. Aek Jordan Hotel merupakan destinasi wisata yang tepat
Pengunjung akan disuguhi dengan panaorama Danau Toba yang indah dengan cuaca yang sejuk. 

Dari lantai 2, pengunjung akan disuguhi panorama Danau Toba di iringi semilir angin yang sejuk





Kondisi pantai yang masih asri, indah, airnya yang jernih dengan berbatuan di tepian pantai sangat cocok bagi yang ingin berenang dan selfie.




Untuk menuju ke pantai, pengunjung harus menuruni bukit, suatu sensasi yang asyik.



Tarif penginapan sangat ekonomis mulai dari harga Rp. 150.000,-







Minggu, 11 Februari 2018

pH Tanah Menentukan Keberhasilan Petani

pH Tanah Menentukan Keberhasilan Petani


Tanah asam adalah tanah yang memiliki pH rendah (pH dibawah 6), semakin rendah pH tanahnya maka semakin ekstrim kemasamannya.







Reaksi Tanah menurut tingkat keasaman

Pada reaksi tanah netral pH 6,5 – 7,5, biasanya terdapat unsure hara yang cukup banyak / optimal
Pada reaksi tanah yang asam pH kurang dari 6, tersedianya unsur-unsur fosfor, kalium, beleran, kalsium, magnesium, molibdin dapat dikatakan demikian cepat menurun
Pada reaksi tanah basa pH diatas 8, tersedianya unsure nitrogen, besi, mangan, borium, tembaga dan seng relative sedikit karena tanah bersifat alkalis.
Tentang reaksi tanah tersebut serta tersedianya unsure hara bagi pertumbuhan tanaman didalam tanah dapat digambarkan sebagai berikut :


Jenis Tanaman       pH Jenis Tanaman            pH

Jagung 5,5 – 7,5                      Padi                       5,0 – 6,5
Kentang 4,8 – 6,5 Ubi jalar                5,8 – 6,0
Tebu 6,0 – 8,0 Bunga matahari 6,0 – 7,5
Tembakau 5,5 – 7,5 Pisang                   6,0 – 7,5
Nanas 5,5 – 6,5 Teh                        4,0 – 5,5
Karet 3,5 – 8,0 Kelapa Sawit         6,0 – 7,5
KopI 4,5 – 7,0 Anggur                  6,0 – 8,0
Tomat 5,5 – 7,0 Kol                        5,5 – 7,5
Seladah 5,5 – 6,6 Bawang                  6,0 – 7,0
Kacang tanah 5,3 – 6,6 Kedelai                  6,0 – 7,0
Sorghum 5,5 – 7,5 kapas                     5,0 – 6,0

Kendala Tanah Masam

Unsur hara makro (terutama N,P,K,Ca,Mg) tidak tersedia dalam jumlah cukup, efektifitas dan efisiensi pemupukan makro (urea, TSP, KCl) juga rendah.
Beberapa unsur (terutama Al dan Fe) tersedia berlebih sehingga sering meracun pada tanaman.
Menghambat perkembangan mikroorganisme tanah.
Pengapuran untuk Meningkatkan pH Tanah

Perbaikan pH tanah bisa dikatakan menyelesaikan 50% masalah kesuburan tanah. Salah satu cara meningkatkan pH tanah dengan pengapuran menggunakan DOLOMITE HALUS. Beberapa hal yang perlu diperhatikan :

Idealnya paling lambat pengapuran dilakukan 2 minggu sebelum tanam, karena bahan kapur termasuk bahan yang lambat bereaksi dengan tanah.
Setelah pengapuran sebaiknya tanah dicangkul (dibajak) agar kapur bisa merata masuk dekat zona perakaran.
Pengairan setelah pengapuran sangat diperlukan.
Peningkatan pH tidak bisa terjadi seketika, melainkan pelan dan bertahap.




Dosis Pemupukan Pupuk DOLOMITE HALUS Tanaman Kelapa Sawit

                                                    Dosis Dolomit / Batang Sawit / Semester ( 6 Bulan )          
Umur Tanaman                      Tanah Mineral ( Kering )            Tanah Gambut ( Basah )  

Umur Tanaman
1 –  3 Tahun                                  500 – 1250 gram                          750 – 1875 gram

4 –  8 Tahun                                1250 – 2000 gram                        1875 – 3000 gram

9 – 15 Tahun                             2000 – 2500 gram                        3000 – 4500 gram

>15 Tahun                                   2500 – 3000 gram                        3000 – 4500 gram


Catatan

Dolomit juga harus secara rutin digunakan pada tanah pH normal, karena unsur Ca dan Mg pada dolomit sangat dibutuhkan tanaman.
Aplikasi pupuk DOLOMITE HALUS disebar secara merata diujung piringan
Penambahan pupuk dolomite akan meningkatkan pH tanah, unsure Mg dan Ca, selain itu unsure lain akan mudah terserap oleh tanaman.
Pupuk DOLOMITE HALUS diaplikasikan lebih dulu untuk memperbaiki keasaman tanah dan merangsang perakaran
Aplikasi pemupukan NPK Super + TE diaplikasikan minimal 2 minggu setelah pemupukan DOLOMITE HALUS
pH TANAH ( SOIL TESTER ) PENGUKUR KESUBURAN TANAH

Kesuburan tanah merupakan kunci utama keberhasilan suatu usaha pertanian, bagaimanapun sempurnanya suatu proses usaha tani akan tetapi jika tidak didukung dengan kesuburan tanah yang  memadahi pasti tidak akan membawa hasil yang maksimal. Sebagai contoh kasus yang umum terjadi pada petani Indonesia, para petani sering memberikan pupuk kimia yang berlebihan pada lahannya akan tetapi produksinya belum seperti yang diharapkan. Permasalahan pada kasus diatas adalah karena tingkat kesuburan tanah yang rendah sehingga berapapun pupuk yang diberikan tidak akan bisa terserap oleh tanaman.

Untuk mengetahui tingkat kesuburan tanah tidaklah mudah, harus dilakukan uji kesuburan tanah di laboratorium dengan biaya yang tidak murah dan tidak semua petani punya akses untuk melakukan uji kesuburan tanah tersebut.

Kesuburan tanah sangat erat kaitannya dengan kandungan bahan organik tanah. Semakin banyak bahan organik yang terkandung dalam tanah maka akan semakin subur tanah tersebut, sehingga jika terjadi permasalahan kesuburan pada tanah kita solusinya tentu pupuk organik.

SOIL TESTER adalah salah satu alat canggih pengukur kesuburan tanah agar para petani Indonesia dengan mudah bisa mendeteksi kesuburan tanah mereka masing-masing setiap saat. Alat tersebut sangat simple karena mudah digunakan dan mudah dibawa. Dengan mengetahui pHnya maka akan mudah dalam pemupukannya terutama pemberian DOLOMITE HALUS. 

Semoga dengan mengetahui pH tanah pada lahan-lahan pertaniannya petani Indonesia semakin sukses dalam bertani.





CLAYBATH

CLAYBATH


PRINSIP PEMISAHAN DENGAN CLAYBATH ADALAH DIDASARI PADA PERBEDAAN BERAT JENIS (BJ) ANTARA KERNEL BASAH YANG MEMPUNYAI BJ=1.07 DENGAN CANGKANG YANG MEMPUNYAI  BJ=1.30.

BJ AIR = 1 DAN BJ CAIRAN DI CLAYBATH DINAIKAN KE 1.20 DENGAN CAMPURAN CALCIUM CARBONAT  ATAU KAOILIN.DAPAT  DICAMPURKAN ABU JANJANGAN KOSONG DI CAIRAN CLAYBATH UNTUK MENGURANGI KONSUMSI CALCIUM CARBONAT /KAOLIN.


 CANGKANG AKAN TERSINGKIR DI DASAR CLAYBATH DAN INTI AKAN TIMBUL DI ATAS CLAYBATH DAN OVERFLOW KE VIBRATING SCREEN .CANGKANG YANG TERSINGKIR KE BAWAH AKAN MENGALIR DENGAN CLAY SOLUSI MELALUI PIPA LEHER ANGSA KE VIBRATING SCREEN.


LAKUKAN PENAMBAHAN CALCIUM CARBONAT APABILA TERDAPAT KERNEL YANG MASIH LEWAT KE CANGKANG ,DAN LAKUKAN PENGETESAN BJ CAIRAN CALCIUM CARBONAT UNTUK MENGHINDARI CAIRAN CLAY BATH YANG JENUH DENGAN BANYAK MINYAK,KITA HARUS GANTI SEMUA CAIRAN CALCIUM ,KARENA CAIRAN SUDAH TIDAK EFECTIF LAGI.


FLOW CLAYBATH JANGAN TERLALU TINGGI ,15 – 20 M³ PER JAM SUDAH CUKUP,KAPASITAS CLAYBATH TERGANTUNG PADA UKURAN LEHER ANGSA ,UKURAN LEHER ANGSA 6¨ SUDAH CUKUP UNTUK  60 T TBS/JAM.


Screen gunakan wire mesh stailess steel diameter 1 – 1.5 mm dan mesh 5.dapat digunakan ferforated ss flate 2 mm,bila panjang vibrating lebih 2 meter dengan lobang 3 mm minimal lebih 45% perforasi

Apabila mengunakan rotary drum ,plat penahan air harus dibuat dengan kuat ,gunakan plat 6 mm,

Cairan pemisah di claybath tidak boleh bergerak terlalu cepat untuk mendorong inti yang sudah mengapung ke depan,bila laju cairan terlalu cepat ,cangkang dapat mengikuti inti ke kompartemen depan dan muncul sebagai kotoran di inti,atur valve inlet pompa claybath untuk mengontrol kecepatan pengaliran cairan supaya cukup untuk overflow saja.

Semua inti bebas harus muncul di atas cairan bila bj di Kontrol di +/- 1.20
Lost inti di wet sheel claybath harus kurang dari 2% on sample

Apabila pompa tidak menghisap,kemungkinan kerusakan adalah di impeler pompa,karena impeler pompa di claybath lebih cepat habis.



DOLOMITE HALUS GK



DOLOMITE HALUS GK

KEHALUSAN 100 MESH

KANDUNGAN :
MgO       18 -22 %
Cao +/- 30%


Info & Pemasaran : 
085265918610

PENGAPURAN TAMBAK UDANG VANAME

PENGAPURAN TAMBAK UDANG VANAME
Pengapuran adalah pemberian kapur ke dalam tanah pada umumnya bukan karena tanah kekurangan unsur kalsium (Ca) tetapi karena tanah terlalu masam. Oleh karena itu pH tanah perlu dinaikkan agar unsur-unsur hara seperti fosfor (P) mudah diserap tanaman dan keracunan aluminium (Al) dapat dihindarkan.

Pengapuran merupakan salah satu bentuk dari remediasi selain pengoksidasian dan pembilasan tanah, untuk mengatasi permasalahan utama pada tambak tanah sulfat masam antara lain: pH rendah (3-5); kurang tersedia fosfor (P), kalsium (Ca), dan magnesium kandungan unsur molibdium (Mo) dan besi (Fe) sering berlebihan sehingga dapat meracuni organisme; serta kelarutan aluminium (Al) sering tinggi sehingga merupakan penghambat ketersediaan fosfor. Penambahan pupuk, terutama yang mengandung P sering tidak bermanfaat pada tanah masam ini bila unsur-unsur toksik sepertìaluminium, besi, dan mangan (Mn) tidak diatasi.
Fungsi
Pengapuran berguna untuk memperbaiki keasaman (pH) dasar tambak. dasar tambak yang ber-pH rendah dapat menyebabkan rendahnya pH air tambak. Oleh karena itu, perbaikan pH air tambak harus dimulai dari perbaikan pH tanah dasar tambak, selain untuk memperbaiki keasaman dasar tambak, kapur juga berfungsi sebagai desinfektan dan juga sebagai penyedia unsur hara (fosfor) yang dibutuhkan plankton. Tanah dasar tambak yang mengandung pirit harus direklamasi terlebih dahulu selama kurang lebih 4 bulan sebelum diberi kapur.
Kapur yang digunakan di tambak berfungsi untuk meningkatkan kesadahan dan alkalinitas air membentuk sistem penyangga (buffer) yang kuat, meningkatkan pH, sebagai desinfektan, mempercepat dekomposisi bahan organik, mengendapkan besi, menambah ketersediaan unsur P, dan merangsang pertumbuhan plankton serta benthos.

Fungsi pengapuran antara lain:
1) Meningkatkan pH tanah dan air
2) Membakar jasad jasad renik penyebab penyakit dan hewan liar
3) Mengikat dan mengendapkan butiran lumpur halus
4) Memperbaiki kualitas tanah
5) Kapur yang diberikan secara cukup dapat mengikat fosfat yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan plankton
Manfaat pengapuran diantaranya:
1) menormalkan asam-asam bebas dalam air, sehingga pH meningkat
2) mencegah kemungkinan terjadinya perubahan pH air atau tanah yang mencolok
3) mendukung kegiatan bakteri pengurai bahan organik sehingga garam dan zat hara akan terbebas.
4) mengendapkan koloid yang melayang-layang dalam air tambak




Teknik
Pemberian kapur dilakukan dengan cara disebar merata di permukaan tanah dasar kolam. setelah pengapuran selesai, tanah dasar tambak dibalik dengan cangkul sehingga kapur bisa lebih masuk ke dalam lapisan tanah dasar. Pengapuran untuk kolam semen dan terpal dilakukan dengan cara dinding kolam dan dasar terpal dikuas dengan kapur yang telah dicampuri air.
Sebelum mengapurnya, kita harus mengeringkan tambak terlebih dahulu. Tebarkan kapur secara merata di permukaan tambak dengan jumlah yang disesuaikan dengan luas tambak dan tekstur tanah. Kapur yang diperlukan adalah kapur pertanian atau kapur lain dengan takaran disesuaikan dengan pH tanah.
Pengapuran yang dilakukan dibagi atas 2 tahap yaitu pengapuran dasar dan pengapuran susulan. Pengapuran dasar dilakukan setelah pengeringan tambak dengan dosis 1.000-2.000 kg/ha yang ditebar secara merata ke permukaan tanah dasar tambak. Pengapuran susulan dilakukan setelah ikan/udang dipelihara selama 2 bulan dengan cara disebar langsung secara merata ke dalam petakan air tambak.
Adapun cara-cara pengapuran tambak agar memperoleh hasil yang baik, diantaranya:
1. Tanah dasar tambak setelah pengeringan digali dengan kedalaman sekitar 10 cm, selanjutnya dicampur dengan kapur dan diaduk
2. Pengadukan harus baik dan benar hingga merupakan adonan yang homogen serta sempurna
3. Setelah adonan sempurna, bisa dikembalikan dan diratakan pada dasar tambak
4. Pengapuran dilakukan setiap musim penebaran benur atau nener
Pemberian kapur dilakukan dengan cara disebar merata di permukaan tanah dasar kolam. setelah pengapuran selesai, tanah dasar kolam dibalik dengan menggunakan cangkul sehingga kapur bisa lebih masuk ke dalam lapisan tanah dasar, pengapuran untuk tambak semen dan terpal dilakukan dengan cara dindingtambak dan terpal dikuas dengan kapur yang telah dicampur air.
Cara pengapuran tambak yaitu dengan mengukur pH tanah lebih dulu di beberapa titik yang berbeda dengan menggunakan alat pengukur pH tanah sampai diperoleh angka yang tepat, kemudian hitung kebutuhan kapur. Secara sederhana kebutuhan kapur yang digunakan untuk tambak adalah sebagai berikut: .pH 4-5 digunakan kapur sebanyak 4000 kg/ha .pH 5-6 digunakan kapur sebanyak 3000 kg/ha .pH >6 digunakan dolomit sebanyak 1000 kg/ha. Kemudian kapur ditebarkan ke seluruh permukaan tanah dan pematang secara merata. Biarkan selama 2-3 hari, untuk selanjutnya tambak siap disi air sampai ketinggian yang diperlukan.




Jenis
Jenis kapur yang digunakan pada kegiatan budidaya udang tradisional plus ini adalah kapur dolomit halus ((MgO).
Jenis kapur yang biasa digunakan untuk pengapuran kolam adalah kapur Dolomite halus (MgO), kapur pertanian (Calcium Carbonate/CaCO3) dan kapur tohor.


Kapur tohor atau kapur sirih adalah kapur yang pembuatannya melalui proses pembakaran. Bahan penyusunnya berupa batuan tohor gunung dan kulit kerang.




Kapur pertanian adalah kapur karbonat (Calcium Carbonate/CaCO3) yang bahan penyusunnya berupa batuan kapur tanpa melalui proses pembakaran, tetapi langsung digiling. terdapat dua macam kapur pertanian, yaitu kalsit (Calcium Carbonate/CaCO3) dan dolomit. Kalsit (Calcium Carbonate/CaCO3) bahan bakunya didominasi oleh kandungan karbonat dan sedikit magnesium (Mgo 1%), sementara dolomit bahan bakunya didominasi oleh Magnesium dan CaO).
Jenis kapur yang dapat diaplikasikan di tambak yaitu kapur Dolomit Halus (MgO), kapur karbonat(Calcium Carbonate/CaCO3) , kapur oksida dan kapur hidrat.
Kesesuaian jenis kapur untuk digunakan sebagai material penertal tergantung pada beberapa faktor antara lain kekuatan menetralisir, harga, tingkat reaksi dengan tanah, tingkat kehalusan butir, dan kemudahan untuk digunakan/tidak beresiko. Biasanya dolomit dan kalsit yang lebih umum digunakan oleh para petani tambak dengan alasan tersebut di atas. Kapur dolomit memiliki pengaruh lebih lama, mudah diperoleh, tidak meninggalkan residu dan kecepatan reaksi lebih lambat.
Dosis
Sebelum menentukan dosis kapur pada persiapan tambak, maka perlu diketahui cara pengukuran pH menggunakan pH meter. Setelah nilai pH tanah diketahui maka dosis kapur yang digunakan disesuaikan dengan tingkat keasaman tanah.
Kebutuhan kapur per hektar tambak tergantung dari derajat keasaman tanah tambak (pH). Umumnya, tambak yang sudah beberapa kali digunakan untuk pemeliharaan udang akan ber-pH rendah karena telah terjadi proses pembusukan bahan organik berupa sisa pakan dan kotoran udang sehingga menghasilkan asam dari proses oksidasi. semakin rendah pH tanah, jumlah kapur yang diperlukan juga semakin banyak.
Metode Penentuan Dosis
Istilah kebutuhan kapur digunakan untuk menyatakan jumlah kapur yang harus diberikan pada tanah untuk pertanaman tertentu. Kebutuhan kapur juga digunakan untuk menyatakan jumlah kapur atau kesetaraannya yang harus diberikan pada tanah untuk menaikan pH tanah menjadi pH 6,5 dari pH 5. Angka-angka yang diperoleh dari suatu cara penentuan kebutuhan kapur harus dikalikan dengan indeks netralisasi, tergantung pada susunan serta kehalusan bahan yang digunakan dalam pengapuran dan jumlah yang mungkin dapat tercuci.
Untuk menghitung kebutuhan dolomite dilakukan dengan cara berikut ini. Contoh : Diketahui : pH aktual 5 pH yang dituju 6,5 Jawab :6,5 - 5 x 2000 kg/ha = 1,5 x 2000 = 3000 kg/ha Hasilnya : 3000 kg/hektar artinya untuk menaikan pH dari pH sebelumnya 5 menjadi 6,5 dalam satu hektar luas lahan diperlukan 3000 kg dolomite.
Faktor-Faktor yang Perlu Diperhatikan
Kolam hendaknya dicangkul terlebih dahulu agar proses pengapuran menjadi lebih sempurna. Tanah yang dicangkul kurang lebih mencapai kedalaman 20 cm dan diberi air sehingga menjadi macak-macak (becek), selanjutnya kapur ditebarkan secara merata.
Agar dapat diperoleh manfaat pengapuran yang sempurna, perlakuan yang diperlukan adalah sebagai berikut:
· Tanah dasar tambak digali sedalam kurang lebih 20 cm, kemudian dicampur dengan kapur dan diaduk
· Pengadukan harus dilakukan secara merata, sehingga didapat adonan yang homogen dan sempurna
· Adonan yang sudah sempurna dapat dikembalikan dan diratakan pada pelataran tambak.
Untuk tambak yang bertanah asam, pengapuran tambak harus dilakukan setiap musim tanam. Dengan demikian, produktivitas tambak tetap terjamin. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Idealnya paling lambat pengapuran dilakukan 2 pekan sebelum tanam, karena bahan kapur termasuk bahan yang lambat bereaksi dengan tanah.
2. Setelah pengapuran sebaiknya tanah dicangkul/dibajak agar kapur bisa merata masuk dekat zona perakaran.
3. Pengairan setelah pengapuran sangat diperlukan.
4. Peningkatan pH tidak bisa terjadi seketika, melainkan pelan dan bertahap.
5. Dosis kapur disesuaikan pH tanahnya, tetapi sebagai pedoman praktis dosis berkisar 500-2.000 kg/Ha.
Beberapa kriteria yang perlu dijadikan patokan sebelum melaksanakan pengapuran, adalah :
1. Pemberian kapur dilakukan saat dasar tambak kering, setelah pembilasan. Jenis dan jumlah kapur dasar yang dibutuhkan dihitung berdasarkan pH tanah di daerah mangrove.
2. Pemberian kapur disarankan pada waktu dimana angin tidak berhembus kencang untuk mencegah kapur beterbangan keluar tambak. Tempatkan posisi tubuh yang membelakangi arah angin agar kapur tidak mengenai tubuh saat pemberian kapur.
3. Sebarkan kapur semerata mungkin di dasar tambak dan pematang bagian dalam, terutama pada bagian caren atau bagian yang masih tergenang.
4. Diamkan tambak selama beberapa hari setelah pengapuran, kemudian isi dengan air laut dan, jika memungkinkan, dilakukan pemeriksaan pH air. Diharapkan pH air telah mencapai 7,5-8,5 yang menunjukkan bahwa proses pengapuran telah berhasil.





PERSIAPAN KOLAM TANAH BUDIDAYA IKAN

PERSIAPAN KOLAM TANAH BUDIDAYA IKAN

Kolam tanah banyak ditemukan di tengah-tengah perkampungan dan pekarangan rumah. Kolam tanah air tenang, bisa dibuat di tempat-tempat dengan sumber air terbatas.
Kelebihan kolam tanah dibanding kolam tembok, kolam terpal atau akuarium adalah kekayaan hayatinya. Karena tanah yang menjadi dasar kolam merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya berbagai organisme yang menunjang kehidupan ikan. Organisme tersebut bisa bermanfaat juga sebagai pakan alami bagi ikan.
Biaya pembuatan kolam tanah relatif lebih murah dibanding jenis kolam lainnya. Kolam tanah juga lebih fleksibel, gampang dialih fungsikan untuk tujuan lain seperti sawah. Wajar bila banyak pembudidaya ikan tradisional masih menggunakan jenis kolam ini.
Tipe kolam tanah
Terdapat berbagai tipe kolam tanah yang dikenal saat ini. Diantaranya kolam tanah dengan tanggul tanah, kolam tanah dengan tanggul tembok atau batu, dan kolam tambak air payau.
Kolam tanah dengan tanggul tanah biasanya digunakan oleh para petani ikan tradisional. Pembuatan kolam tipe ini murah dan mudah. Namun pemeliharaannya perlu ketelatenan karena tanggul kolam mudah rusak dan bocor. Tanggul tanah juga seringkali dirusak binatang-binatang yang suka menggali seperti kepiting.
Kolam tanah dengan tanggul tembok disebut juga kolam semi intensif. Kolam ini lebih awet dan tahan lama. Tanggul kolam juga tidak akan rusak diganggu binatang. Kolam seperti ini bisa digunakan untuk budidaya yang dikenal sering membuat lubang.
Kolam tanah dengan tanggul tanah dan tanggul tembok.
Tambak air payau biasanya digunakan oleh petani ikan yang dekat dengan laut. Tambak merupakan kolam air tenang dengan ukuran yang relatif besar. Biasanya tidak kurang dari 1000 m2 satu kolamnya. Sumber pengairan tambak berasal dari air laut atau muara sungai. Sehingga air kolam tambak rasanya payau.

Pengeringan kolam

Pengeringan kolam tanah harus dilakukan setiap kali budidaya ikan dimulai. Caranya dengan mengosongkan isi kolam dan menjemur dasar kolam. Penjemuran berlangsung selama 3-7 hari tergantung cuaca dan jenis tanah.
Sebagai patokan, penjemuran sudah selesai apabila tanah terlihat retak-retak. Penjemuran yang terlalu lama akan menyebabkan tanah membatu. Sebaiknya jangan sampai seperti itu. Untuk mengukurnya, injak dasar kolam. Bila telapak kaki kita hanya meninggalkan jejak sedalam kurang lebih 1 cm, pengeringan sudah dianggap cukup. Bila jejak yang ditinggalkan masih dalam, penjemuran belum maksimal.
Pengeringan dasar kolam tanah dilakukan untuk memutus siklus hidup hama dan penyakit yang mungkin ada pada periode budidaya sebelumnya. Sebagian besar mikroorganisme patogen akan mati dengan sinar matahari kekeringan. Selain itu, penjemuran juga membantu menghilangkan gas-gas beracun yang terperangkap di dasar kolam.

Pembajakan tanah

Dasar kolam yang telah dikeringkan dan dijemur, selanjutnya diolah dengan cara dibajak atau dicangkul. Kedalaman pembajakan sekitar 10 cm. Pembajakan tanah berfungsi untuk membalik tanah agar tanah menjadi gembur.
Bersamaan dengan pembajakan, angkat lumpur hitam yang biasanya tersisa di dasar kolam. Lumpur hitam tersebut terbentuk dari sisa pakan yang tidak habis dimakan ikan. Lumpur hitam biasanya menimbulkan aroma busuk dan mengandung gas beracun seperti hidrogen sulfida (H2S), nitrit (NO2) dan amoniak (NH3).
Disamping itu, lakukan pemeriksaan terhadap pematang atau tanggul-tanggul. Bila ada kebocoran atau rusak segera ditambal. Bersihkan juga dasar kolam dari kerikil dan sampah anorganik.


Pengapuran kolam tanah
Kolam tanah yang telah dipakai budidaya ikan biasanya keasaman tanahnya meningkat (pH-nya turun). Oleh karena itu perlu dinetralkan dengan memberikan Dolomite Halus PANJI 100 Mesh. Derajat keasaman ideal bagi perkembangan ikan biasanya berkisar pH 7-8. Bila derajat keasaman tanah kurang dari itu perlu pengapuran.
Jumlah Dolomite Halus PANJI 100 Mesh yang diberikan untuk menetralkan pH sekitar 2 ton/ha. Namun jumlah pastinya harus disesuaikan dengan pH tanah dan jenis tanah. Pada jenis tanah liat berlumpur, takaran pengapuran untuk menetralkan pH tanah adalah sebagai berikut:
  • pH kurang dari 4,0 jumlah Dolomite Halus PANJI 100 Mesh 4 ton/ha
  • pH 4,0 – 4,4 jumlah Dolomite Halus PANJI 100 Meshr 3 ton/ha
  • pH 4,5 – 5,0 jumlah Dolomite Halus PANJI 100 Mesh 2,5 ton/ha
  • pH 5,1 – 5,5 jumlah Dolomite Halus PANJI 100 Mesh 2 ton/ha
  • pH 5,6 – 6,5 jumlah Dolomite Halus PANJI 100 Mesh 1 ton/ha
Dosis di atas perlu ditambah bila jenis tanahnya semakin dominan tanah liat. Sedangkan untuk tanah yang semakin berpasir, dosis pengapurannya dikurangi.
Pengapuran diaplikasikan bersamaan dengan pengolahan tanah. Kapur diaduk dengan tanah yang telah dibajak hingga merata. Usahakan agar kapur tercampur hingga kedalaman 10 cm. Setelah itu, kolam didiamkan selama 2-3 hari.

Pemupukan kolam tanah

Setelah proses pengapuran selesai, langkah selanjutnya adalah pemupukan. Sebaiknya gunakan pupuk organik sebagai pupuk dasar. Apabila dirasa kurang, bisa ditambahkan pupuk kimia atau penyubur tanah lainnya. Pupuk organik mutlak diperlukan untuk mengembalikan kesuburan tanah.
Pupuk organik akan merangsang aktivitas kehidupan dalam tanah. Tanah yang kaya bahan organik merupakan surga bagi berbagai macam organisme untuk berkembang biak. Organisme tersebut nantinya sangat bermanfaat sebagai pakan alami ikan.
Jenis pupuk organik yang digunakan bisa pupuk kompos atau pupuk kandang. Dosisnya sekitar 1-2 ton per hektar. Pupuk ditebarkan secara merata di permukaan dasar kolam. Bila dirasa kurang, bisa ditambahkan pupuk kimia. Pupuk kimia yang sering dipakai untuk dasar kolam adalah urea dan TSP. Setelah dipupuk, kolam dibiarkan selama 1-2 minggu. Selanjutnya, kolam siap untuk diisi air.

Penggenangan kolam

Tahap terakhir persiapan kolam tanah adalah penggenangan kolam dengan air. Caranya dilakukan secara bertahap. Pertama-tama genangi dasar kolam dengan air setinggi 10-15 cm. Dengan kedalaman air seperti ini sinar matahari masih bisa menembus dasar kolam. Sehingga berbagai macam tumbuhan dan hewan bisa berkembangbiak.
Biarkan kondisi tersebut selama 2-3 hari. Warna air akan terlihat kehijauan. Itu tandanya gangang sebagai makanan biota air dan ikan telah tumbuh. Setelah itu ketinggian air bisa dinaikkan hingga 60-75 cm dan kolam siap untuk ditebari benih ikan.