CABE
Syarat-syarat Tumbuh Tanaman Cabai
1.
Tanah : Tanah
tempat penanaman cabai haruslah gembur dengan kisaran pH 6,5-6,8.
2. Air
: Tanaman cabai atau cabe
memerlukan air cukup untuk menopang pertumbuhanya. Air tersebut berfungsi
sebagai pelarut unsur Hara. Pengangkut unsur hara ke organ tanaman, Pengisi
cairan tanaman, Serta membantu proses fotosintesis dan respirasi. Tetapi
pemberian air tidak boleh Berlebih-lebihan.
3.
Iklim : Angin
Sepoi-sepoi sangat cocok untuk budidaya cabai/cabe. Dan curah hujan tinggi
berpengaruh terhadap kelebihan air. intensitas sinar matahari sangat di
butuhkan tanaman cabai/cabe, yang berkisar antara 10-12 jam per hari. Sedangkan
suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman cabai/cabe 24 derajat C-28 derajat C.
Persiapan
Teknis Budidaya Cabai/Cabe
1.
Pemeliharaan Lokasi Budidaya Cabai Atau Cabe : Lokasi budidaya cabai
sebaiknya di pilih yang sangat strategis, Dan Transportasi mudah, yang dekat
dengan sumber air, Dan jauh dari area penanaman cabai/cabe lain/tanaman
sefamili. Sejarah lahan sangat penting untuk anda perhatikan, Dan yang paling
baik lahan tidak di tanami tanaman cabe selama minimal 2 tahun terakhir agar di
peroleh hasil yang Optimal.
2.
Pengukuran pH Tanah Budidaya Cabai/Cabe : Pengukuran pH tanah di perlukan untuk menentukan jumlah
pemberian kapue pertanian pada tanah masam atau pH rendah (Di bawah 6,5).
Pengukuran dapat menggunakan dengan kertas Lakmus, pH meter, Atau cairan pH
tester. Dan Pengambilan titik sampel bisa di lakukan secara Zigzag.
3. Persiapan Sarana Prasarana Budidaya Cabai/Cabe Sesuai Dengan Urutan Sebagai
Berikut :
1. Pengadaan tanah untuk media semai.
2. Pengadaan pupuk kandang, pupuk kimia, dan kapur pertanian.
3. Pengadaan benih mulsa PHP (Plastik hitam perak).
4. Pengadaan pestisida.
5. Pengadaan ajir, Dan bambu penjepit mulsa PHP (Plastik hitam perak) Dan tali
pertanian.
6. Pengadaan Peralatan.
7. Dan persiapan tenaga kerja.
Pelaksanaan
Budidaya Cabai/Cabe
Persiapan
Lahan Budidaya Cabai, Sesuai Dengan Urutan Sebagai Berikut :
1. Pembajakan dan penggarutan.
2. Pembuatan bedengan kasar selebar 110-120 cm, Dan tinggi mencapai 40-70 cm,
Terus lebar sekitar 50-70 cm.
3. Pemberian DOLOMITE HALUS PANJI sebanyak 200 kg/rol mulsa PHP untuk tanah dengan
pH di bawah 6,5.
4. Pemberian Pupuk kandang fermentasi sebanyak 40 ton/ha dan pupuk NPK 15-15-15
sebanyak 150 kg/rol mulsa PHP.
5. Pengadukan/Pencacakan bedengan agar pupuk yang telah di berikan bercampur
dengan tanah. Terus rapikan bedengan tersebut.
6. Pemasangan mulsa PHP.
7. Pembuatan lubang tanam.
8. Jarak tanam ideal musim kemarau 60 cm x 60 cm, Dan musim hujan bisa di
perlebar 70 cm x 70 cm. Bertujuan untuk menjaga kelembaban udara di sekitar
tanaman cabai atau cabe.
9. Pemasangan Ajir.
Persiapan
Pembibitan Dan Penanaman Budidaya Cabai/Cabe
1. Rumah atau sungkup pembibitan.
2. Pembuatan media semai, Komposisi media semai adalah 20 liter tanah, 10 liter
pupuk kandang, Dan 150 g NPK Halus. Kemudian media semai di masukkan kedalam
polibag semai.
3. Penyemaian benih cabai/cabe.
4. Pemeliharaan bibit, Pembukaan sungkup di mulai jam 07.00 - 09.00. Kemudian
sungkup di buka lagi sekitar jam 15.00 - 17.00. Umur 5 hari menjelang tanam
sungkup harusdi buka penuh, Untuk penguatan tanaman. Kemudian penyiraman jangan
terlalu basah, Di lakukan setiap pagi. Dan penyemprotan pestisida di lakukan
pada umur 15 Hari setelah semai, Dan dosis 1/2 dari dosis dewasa.
5. Pindah tanam. Bibit cabai atau cabe berdaun sejati 4 helai siap pindah tanam
ke Lahan.
Pemeliharaan
Tanaman Cabai (Cabe)
1.
Penyulaman Budidaya Cabai (Cabe) : Penyulaman budidaya cabe di lakukan sampai umur tanaman 3
minggu. Apalagi umur tanaman cabe telah terlalu tua dan masih terusdi sulam
mengakibatkan pertumbuhan tanaman cabe tidak seragam. Berpengaruh terhadap
pengendalian hama penyakit.
2.
Perempelan Dan Pengikatan Tanaman Budidaya Cabai (Cabe) : Perempelan tunas
samping, Perempelan tunas
samping di lakukan pada tunas yang keluar di ketiak daun, Yang bertujuan memacu
pertumbuhan vegetatif tanaman, Agar tanaman cabai (Cabe) tumbuh kekar dan kuat.
Di samping itu juga menjaga kelembaban pada saat tanaman cabe telah dewasa. Di
lakukan sampai pembentukan cabang utama, Di tandai munculnya bunga
pertama.
Perempelan
Daun : Perempelan
daun di lakukan pada umur 80 hari setelah tanam pada Daun-daun di bawah cabang
utama dandaun tua/terserang penyakit.
3.
Sanitasi Lahan Budidaya Cabai (Cabe) : Sanitasi lahan budidaya cabe Meliputi : Pengendalian
gulma/rumput, Pengendalian air pada saat musim hujan sehingga tidak muncul
genangan air, Tanaman cabe terserang hama penyakit di singkirkan dari area
penanaman.
4.
Pengairan Budidaya Cabai (Cabe) : Pengairan budidaya cabe di lakukan secara terukur, Dengan
penggenangan atau pengeleban seminggu sekali apabila tidak turun hujan.
Penggenangan jangan telalu tinggi, Batas penggenangan hanya 1/3 dari tinggi
bedengan.
Pemupukan Susulan Budidaya Cabai (Cabe)
1. Pupuk Akar
Pemupukan akar di berikan dengna cara pengocoran :
1. Umur 15 hst dan 30 hst, dosis 3kg NPK 15-15-15 di larutkan dalam 2001t air,
Untuk 1000 tanaman, Tiap tanaman cabai (Cabe) 200 ml.
2. Umur 45 hst dan 60 hst, Dosis 4kg NPK 15-15-15 di larutkan dalam 200lt air,
Untuk 1000 tanaman, Tiap tanaman cabai (Cabe) 200 ml.
3. Umur 75 hst, 90 hst dan 105 hst, Dosis 5kg NPK 15-15-15 Di larutkan dalam
200lt air, Untuk 1000 tanaman,Tiap tanaman cabai (cabe) 200 ml
2.
Pupuk Daun
1. Kandungan nitrogen tinggi di berikan umur 14 hst dan 21 hst.
2. Kandungan Phospat, Kalium dan mikro tinggi di berikan umur 35 hst dan 75
hst.
Pengendalian
Hama Dan Penyakit Tanaman Cabai (Cabe)
Hama
Tanaman :
1.
Gangsir : Hama
gangsir tanaman cabai adalah (Brachytrypes portentosus). Pengendalian kimiawi
menggunakan insektisida berbahan aktif (karbofuran) sebanyak 1 gram pada lubang
tanam.
2. Ulat
Tanah : Ulat
tanah tanaman cabai adalah (Agrotis ipsilon). Pengendalian kimiawi menggunakan
insektisida berbahan aktif (sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos,
metomil, kartophidroklorida, atau demihipo). Dosis Konsentrasi sesuai petunjuk
pada kemasan.
3. Ulat
Buah : Ulat
buah tanaman cabai adalah (Helicoverpa sp). Pengendalian kimiawi menggunakan
insektisida berbahan aktif Sipermetrin, Deltametrin, Profenofos, Klorpirifos,
Metolmil, Kartophidroklorida, Atau Dimehipo. Dosis/Konsentrasi sesuai petunjuk
pada kemasan.
4. Ulat
Grayak : Ulat
grayak tanaman cabai atau cabe adalah (Spodoptera litura). Pengendalian kimawi
menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos,
klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi
sesuai petunjuk pada kemasan.
5.
Thrips : Thrips
tanaman cabai atau cabe adalah (Thrips parvispinus). Pengendalian kimiawi
menggunkan insektisida berbahan aktif, abamektin, tiametoksam, imidakkloprid,
asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi
sesuai petunjuk pada kemasan.
6. Kutu
Daun : Kutu daun tanaman
cabai atau cabe adalah (Myzus persiceae). Pengendalian kmiawi menggunakan
insektisida berbahan aktif, imidakkloprid, asetamiprid, klorfenapir,
sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada
kemasan.
7. Kutu
Kebul : Kutu
kebul tanaman cabai atau cabe adalah (Bemisia tabaci). Pengendalian kimiawi
menggunakan insektisida berbahan aktif, abamektin, tiametoksam, imidakloprid,
asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi
sesuai petunjuk pada kemasan.
8.
Tungau : Tungau tanaman
cabai atau cabe adalah tungau kuning (Pol Polphagotarsonemus lotus), Tungau
merah (Tetranychus cinnabarinus). Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida
akarisida berbahan aktif, propargit, dikofol, tetradifon, piridaben, klofentezin,
amitraz, abamektin, atau fenproparin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada
kemasan.
9.
Lalat Buah : Lalat
buah tanaman cabai atau cabe adalah (Decus dorsalis). Pengendalian lalat buah
menggunakan perangkap lalat (sexpheromone), Caranya : metil eugenol, Atau dapat
menggunakan Buah-buahan yang beraroma di sukai lalat tersebut, Misalnya Nangka,
Dan Timun. Kemudian di campur dengan insektisida berbahan aktif metomil, selain
dari itu juga dapat di lakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif,
sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida,
Atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada dalam
kemasan.
10.
Nematoda : Nematoda
tanaman cabai atau cabe adalah (Meloidogyne incognita). Cara pengendalian
nematoda dengan pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran, sebanyak 1
gram pada lubang tanam.
Untuk
informasi lebih detail pengendalian hama dan penyakit tanaman cabai (cabe)
1.
Rebah Semai : Rebah
semia tanaman cabai atau cabe adalah (Pythium debarianum). Cara pengendalian ya
dengan penyemprotan fungisida sistemik berbahan aktif propamokarb hidroklorida,
simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dan fungisida kontak
berbahan aktif tembaga, mankozeb, propineb, ziram atau tiram, dosis 1/2 dari
dosis terendah yang tertera pada kemasan.
2. Layu
Bakteri : Bakteri
penyebab layu tanaman cabai atau cabe adalah (Pseudomonas sp). Upaya
pengendalianya antara lain meningkatkan pH tanah, Memusnahkan tanaman cabe yang
terserang, Melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi menggunakan
bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin,
streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasikin. Sebagai
pencegahan secara biologi, Berikan trichoderma pada saat persiapan lahan. Umur
15 hst, 40 hst dan 70 hst di lakukan pengocoran menggunakan pestisida organik
pada tanah, Contoh, super glio, wondervat. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk
pada kemasan.
3. Layu
Fusarium : Cendawan
penyebab layu tanaman cabai atau cabe adalah (Fusarium oxysporum). Upaya
pengendalianya antara lain meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman cabe yang
terserang, melakukan penggiliran tanaman serta menyemprotkan kimiawi
menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil, atau propamokarb
hidroklorida, sebagai pencegahan, secara biologi diberikan trichoderma pada
saat persiapan lahan. Pada umur 25 hst, 40 hst, dan 70 hst di lakukan
pengocoran dengan menggunakan pestisida organik pada tanah. Contoh, super glio,
wondervat. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
4. Busuk Phytophtora : Cendawan
penyebab busuk phytophtora tanaman cabai atau cabe adalah (Phytopthora
infestans). Pengedalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik, Contoh bahan
aktif yang bisa di gunakan antaranya adalah, metalaksil, propamokarb
hidrokloroda, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dan
fungisida kontak. Dan contoh bahan aktif yang dapat di gunakan antaranya
Tembaga, mankozeb, propineb, ziram atau Tiram, Dosis/konsentrasi sesuai
petunjuk pada kemasan.
5.
Busuk Kuncup :Penyakit
busuk kuncup tanaman cabae adalah (Choanephora cucurbitarum). Pengendalian
kimawi menggunakan fungisida sistemik, Contoh, bahan aktif yang dapat di
gunakan diantaranya, metalaksil, propamokarb hidroklorida, simoksanil,
kasugamisin, asam fosfit, atau dimrtomorf, dan fungisida kontak. Dan contoh
bahan aktif yang dapat di gunakan diantaranya,tembaga, mankozeb, propineb,
ziran atau tiram, Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
6.
Bercak Cercospora : Cendawan
bercak cercospora tanaman cabai atau cabe adalah (Cercospora capsici).
Pengendalian kimawi menggunakan fungisida sistemik,Contohnya bahan aktif yang
dapat di pergunakan diantaranya adalah, benomil, metil tiofanat, karbendazim,
difenokonazol, atau tebukonazol dan fungisida kontak. Dan contoh bahan aktif
yang dapat di pergunakan diantaranya adalah, klorotalonil, azoksistrobin, atau
mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
7.
Antraknosa (Patek) : Cendawanan antraknosa tanamancabe adalah (Colletotrichum
capsici dan Gloesporium piperatum). Pengendalian kimiawi menggunakan fungisida sistemik,
Contoh bahan aktif yang dapat di pergunakan diantaranya adalah, benomil, metil
tiofana, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak
berbahan aktif adalah klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb.
Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.
Virus
Tanaman Cabai (Cabe)
Virus tanaman cabai (Cabe) adalah (TMV, TEV, TRV, CMV, TRSV, CTV, DAN PVY).
Virus merupakan penyakit yang sangat berpotensi yang menimbulkan kegagalan
budidaya cabai atau cabe tersebut,Terutama di musim kemarau. Gejala serangan
pada umumnya di tandai pertumbuhan tanaman cabai mengecil atau mengerdil, Dan
daun mengeriting dan terdapat bercak kuning
Kebasah-basahan.
Penyakit virus sampai saat ini belum di temukan pengendalian atau penangkalnya.
Penyakit seperti ini di tularkan dari satu tanaman ke tanaman lain melalui
vektor atau penular. Beberapa hama yang sangat berpotensi penular virus
diantaranya adalah, (thrips, kutu daun, kutu kebul, dan tungau), Manusia dapat
juga berperan sebagai penular Virus. Baik melalui pertanian maupun tangan,
Terutama pada saat perempelan.
Beberapa upaya penanganan virus antara lain adalah : Mmembersihkan gulma (Gulma berpotensi
menjadi inang virus) Mengendalikan hama/serangga penular virus, Dan memusnahkan
tanaman cabai (cabe) yang terserang, Membersihkan alat dan memberi pemahaman
kepada tenaga kerja agar tidak ceroboh pada saat melakukan penanganan terhadap tanaman
cabai (Cabe).
Sekian terimakasih karena anda telah menyimak dan membaca artikel Tips Terbaik
Budidaya Cabai (Cabe) tersebut, Semoga banyak manfaatnya .