Derajat Keasaman Tanah (pH tanah) merupakan faktor
teknis yang jarang diperhatikan terutama oleh petani-petani yang masih
mengembangkan pola budidaya secara tradisional. pH tanah bukan merupakan
tingkat kesuburan jika dilihat dari kandungan unsur-unsur kimia dalam tanah,
tetapi lebih mendefinisikan pada kondisi keterikatan antar unsur atau senyawa
yang terdapat di dalam tanah. Nilai ph yang ideal akan mempengaruhi tingkat
penyerapan unsur hara oleh akar tanaman.
Kunci Kesuburan Tanah
Tanah merupakan media tumbuh alami yang menyediakan makanan
(unsur hara) bagi kelangsungan hidup tumbuh-tumbuhan (tanaman).
Agar tanaman
mampu berproduksi optimal berkesinambungan, kualitas tanah harus tetap
dipertahankan.
Kesalahan-kesalahan dalam pengolahan tanah dapat mengakibatkan
kerusakan pada tanah, berakibat menurunkan produktifitas tanaman. Produktifitas
tanah dalam menghasilkan produk pertanian sangat tergantung pada kemampuan
suatu tanah dalam menyediakan unsur hara yang berimbang sesuai dengan kebutuhan
tanaman.
Tingkat kesuburan tanaman pada masing-masing tempat tidak sama.
Tingkat kesuburan tanaman pada masing-masing tempat tidak sama.
Pada tanah asam
serta miskin unsur hara, pertumbuhan tanaman akan terganggu sehingga dapat
menurunkan produksi secara signifikan, apalagi jika ketersediaan air tidak
terpenuhi dengan baik.
Tanah asam merupakan jenis tanah dengan nilai pH rendah.
Terhambatnya pertumbuhan tanaman akibat tanah asam pada umumnya berkaitan erat
dengan berbagai reaksi tanah pada pH rendah tersebut dan dapat merupakan
kombinasi dari keracunan aluminium (Al), mangan (Mn), keracunan besi (Fe),
serta defisiensi (kahat) unsur P (fosfor), Ca (kalsium), Mg (magnesuim), dan
kahat K (kalium). Akan tetapi, faktor yang paling dominan penyebab buruknya
pertumbuhan tanaman adalah keracunan Al dan kekurangan unsur P (kahat
fosfor).
Disamping terhambatnya pertumbuhan tanaman akibat keracunan Al dan kahat unsur hara tersebut, hambatan faktor fisik juga menjadi penyebab terhambatnya pertumbuhan tanaman pada tanah asam.
Disamping terhambatnya pertumbuhan tanaman akibat keracunan Al dan kahat unsur hara tersebut, hambatan faktor fisik juga menjadi penyebab terhambatnya pertumbuhan tanaman pada tanah asam.
Hambatan faktor fisik yang utama meliputi
tekstur tanah kasar akibat erosi, kapasitas memegang air yang sangat rendah,
serta adanya lapisan yang padat pada tanah sehingga sukar ditembus akar.
Hambatan faktor fisik ini tidak kalah penting dengan hambatan faktor kimia dan
bahkan lebih sulit penanganannya.
Secara umum para ahli mengemukakan bahwa masalah tanah asam dapat diatasi dengan teknologi pengapuran, karena pengapuran dapat menaikkan nilai pH dan mengurangi keracunan Al yang meracuni secara tepat dan akurat.
Secara umum para ahli mengemukakan bahwa masalah tanah asam dapat diatasi dengan teknologi pengapuran, karena pengapuran dapat menaikkan nilai pH dan mengurangi keracunan Al yang meracuni secara tepat dan akurat.
Akan tetapi
pengapuran saja tidaklah cukup karenakecukupan unsur hara perlu diatasi
dengan cara pemupukan, sedangkan masalah daya ikat air yang rendah perlu
diatasi dengan penambahan bahan organik pada tanah.
Pada prakteknya di lapangan, pemupukan menggunakan pupuk kandungan nitrogen (N) dan fosfor (P) tinggi ternyata dapat menurunkan nilai pH sehingga tanah menjadi asam. Oleh karena itu, penggunaan pupuk kandungan N dan P tinggi harus diimbangi dengan pengapuran yang tepat.
Penggunaan bahan organik yang belum selesai melapuk juga dapat menurunkan derajat keasamannya meskipun hanya sementara. Jika pelapukan telah selesai, nilai pH akan meningkat kembali. Untuk itu, penggunaan bahan organik sebaiknya setelah melapuk karena dapat meningkatkan nilai pH. Jika menggunakan bahan organik segar, sebaiknya diberi masa inkubasi yang cukup dengan tanah, berkisar antara 4-6 minggu untuk menghindari reaksi memasamkan tanah. Di daerah pegunungan dengan suhu rendah, pemberian bahan organik segar terkadang malah diperlukan untuk meningkatkan suhu tanah.
Pada prakteknya di lapangan, pemupukan menggunakan pupuk kandungan nitrogen (N) dan fosfor (P) tinggi ternyata dapat menurunkan nilai pH sehingga tanah menjadi asam. Oleh karena itu, penggunaan pupuk kandungan N dan P tinggi harus diimbangi dengan pengapuran yang tepat.
Penggunaan bahan organik yang belum selesai melapuk juga dapat menurunkan derajat keasamannya meskipun hanya sementara. Jika pelapukan telah selesai, nilai pH akan meningkat kembali. Untuk itu, penggunaan bahan organik sebaiknya setelah melapuk karena dapat meningkatkan nilai pH. Jika menggunakan bahan organik segar, sebaiknya diberi masa inkubasi yang cukup dengan tanah, berkisar antara 4-6 minggu untuk menghindari reaksi memasamkan tanah. Di daerah pegunungan dengan suhu rendah, pemberian bahan organik segar terkadang malah diperlukan untuk meningkatkan suhu tanah.
PT. PANJIWIRA SURYA MANDIRI
Info dan Pemasaran : 085265918610
Tidak ada komentar:
Posting Komentar