Tanah bereaksi masam (pH
rendah) adalah karena tanah kekurangan Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO), ini
disebabkan oleh:
1. Curah hujan tinggi, pada daerah dengan iklim tropika
basah, dengan curah hujan yang tinggi, secara alami tanah akan menjadi
masam
akibat pencucian unsur hara yang ada.
2. Pupuk pembentuk asam, Pupuk nitrogen seperti Urea, ZA,
Amonium Sulfat, Kcl, ZK adalah pupuk yang mempunyai pengaruh
mengasamkan tanah.
3. Drainase, Drainase yang kurang baik, genangan air yang
terus menerus pada tanah yang berawa, tanah pada keadaan yang
demikian selalu
asam.
4. Adanya unsur berlebihan, Al (Alumunium), Fe (Besi) dan
Cu (Tembaga) dalam kadar yang berlebih, seperti disekitar pegunungan
verbek
atau daerah tambang nikel, besi dan tembaga selalu di jumpai tanah asam.
5. Proses dekomposisi bahan organik, Pada tanah berbahan
organik tinggi seperti pada tanah gambut selalu dijumpai tanah asam
dengan pH
rendah, hal itu karena proses dekomposisi bahan organik yang dalam prosesnya
akan mengusir dan mengeluarkan
unsur (Kalsium) CaO dari dalam tanah.
Ciri dan Jenis Tanah Masam (Sulfat Masam)
Tanah yang masam memiliki ciri berbau busuk, permukaan air seperti ditutupi lapisan karat besi, dan banyak tumbuh lumut.
Tanah yang masam memiliki ciri berbau busuk, permukaan air seperti ditutupi lapisan karat besi, dan banyak tumbuh lumut.
Jenis tanah dari lahan ini digolongkan juga sebagai tanah
bermasalah, yaitu tanah yang mempunyai sifat baik fisika, kimia, maupun biologi
lebih jelek dibandingkan dengan tanah mineral umumnya sehingga produktivitas
lahan jenis tanah ini tergolong rendah, bahkan sangat rendah (Tim IPB, 1992).
Tanah sulfat masam dapat dibedakan menjadi 2 golongan yaitu
:
(1). Tanah sulfat masam potensial yang dicirinya antara lain lapisan pirit pada kedalaman>50 cm dari permukaan tanah
(2). Semua jenis tanah yang digolongkan sebagai tanah sulfat masam aktual.
Adapun yang dimaksud dengan tanah sulfat masam potensial yang dicirikan oleh warna kelabu, kemasaman sedang-sampai dengan masam (pH>4.0), sementara itu yang dimaksud dengan tanah sulfat masam aktual yang dicirikan dengan warna kecoklatan pada permukaan, dan sangat masam atau pH< 3,5 (Noor, 2004).
(1). Tanah sulfat masam potensial yang dicirinya antara lain lapisan pirit pada kedalaman>50 cm dari permukaan tanah
(2). Semua jenis tanah yang digolongkan sebagai tanah sulfat masam aktual.
Adapun yang dimaksud dengan tanah sulfat masam potensial yang dicirikan oleh warna kelabu, kemasaman sedang-sampai dengan masam (pH>4.0), sementara itu yang dimaksud dengan tanah sulfat masam aktual yang dicirikan dengan warna kecoklatan pada permukaan, dan sangat masam atau pH< 3,5 (Noor, 2004).
Tanah sulfat masam merupakan tanah yang mengandung senyawa
pirit (FeS2), banyak terdapat di daerah rawa, pasang surut maupun lebak.
Mikroorganisme sangat berperan dalam pembentukan tanah tersebut. Pada kondisi
tergenang senyawa tersebut bersifat stabil, namun bila telah teroksidasi maka
akan memunculkan problem bagi tanah, kualitas kimia perairan dan biota-biota
yang berada baik di dalam tanah itu sendiri maupun yang berada di badan-badan
air, dimana hasil oksidasi tersebut tercuci ke perairan tersebut.
Akibat dari Tanah Masam
Tanah yang masam dapat menyebabkan penurunan ketersediaan unsur hara bagi tanaman, meningkatkan dampak unsur beracun dalam tanah, penurunan hasil tanaman, mempengaruhi fungsi penting biota tanah yang bersimbiosis dengan tanaman seperti fiksasi nitrogen oleh Rhizobium.
Mensvoort dan Dent (1998) menyebutkan bahwa senyawa pirit
(ferit) tersebut merupakan sumber masalah pada tanah tersebut. Selain itu jika
tanah ini dikeringkan atau teroksidasi, maka senyawa pirit akan membentuk
senyawa feri hidroksida Fe(OH)3 sulfat SO42- dan ion hidrogen H+ sehingga tanah
menjadi sangat masam. Akibatnya kelarutan ion-ion Fe2+, Al3+ dan Mn2+ bertambah
di dalam tanah dan dapat bersifat racun bagi tanaman. Ketersediaan fosfat
menjadi berkurang karena diikat oleh besi atau aluminium dalam bentuk besi
fosfat atau aluminium fosfat. Biasanya bila tanah masam kejenuhan basa menjadi
rendah, akibatnya terjadi kekahatan unsur hara di dalam tanah (Putu dan
Widjaya-Adhi, 1990).
Cara menanggulangi masalah tanah masam
Pada prinsipnya ada 4 masalah aktual utama pada tanah masam
yaitu rendahnya kadar bahan organik tanah dan kadar unsur hara, dangkalnya
perakaran tanaman, kekeringan, gangguan gulma alang-alang (Imperata cylindrica)
serta diperparah oleh erosi dan pencucian unsur hara.
Masalah-masalah tersebut ini seringkali menyulitkan suatu
usaha tani untuk mencapai produksi yang tinggi secara berkelanjutan.
Tingkat produksi yang tinggi dapat dicapai melalui berbagai upaya yang dapat mempertahankan kesuburan tanah yakni dengan penerapan sistem pengelolaan yang tepat.
Tingkat produksi yang tinggi dapat dicapai melalui berbagai upaya yang dapat mempertahankan kesuburan tanah yakni dengan penerapan sistem pengelolaan yang tepat.
Salah satu cara pengelolaan yang terbukti dapat
mempertahankan kesuburan tanah-tanah masam adalah dengan menanam tanaman
tahunan (pepohonan) bersama-sama dengan tanaman semusim dalam sebidang lahan
yang sama (kebun campuran). Upaya-upaya pemecahan masalah yang ditujukan untuk
mendapat produksi yang tinggi secara berkelanjutan seharusnya dilakukan tanpa
mengakibatkan kerusakan (degradasi) pada sumberdaya lahan. Dalam hal ini perlu
diperhatikan fungsi tanah sebagai media tumbuh tanaman dan fungsi tanaman dalam
meminimalkan kehilangan tanah, air dan hara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar